Sekarang tengah marak banyak lowongan untuk menjadi dosen tetap non-pns, termasuk untuk universitas-universitas negeri terbaik di negara kita. Dengan persyaratan sebagai berikut:
1. Pendidikan minimal S2 / S3.
2. Lampirkan copy semua ijasah dan transkrip dilegalisir.
3. Nilai ielts harus tinggi.
4. Diutamakan yang sudah memiliki publikasi internasional.
5. Surat keterangan sehat.
6. Surat berkelakuan baik.
7. Surat rekomendasi.
8. Dan seterusnya.
Setelah syarat administrasi terpenuhi, mohon ikuti test A, kemudian test B, kemudian interview A, kemudian interview B. Kalau lulus maka akan mendapatkan pekerjaan di universitas tersebut. Dengan bangganya kita bisa menyebut diri kita Dosen di Universitas A.
Jelas bangga persyaratan rumit, sekolah lama untuk sampai S3, akhirnya bisa menjadi dosen di universitas ternama. Yah hal ini normal lah, universitas-universitas di Indonesia kan mau menuju world class university, tentu saja tenaga Dosen wajib yang terbaik dan melewati semua syarat dan kriteria yang ketat.
Sekarang saya tunjukan abnormalnya. Gaji dosen baru masuk di Indonesia pendidikan terakhir S3 (Doktor dengan keahlian yang sudah pasti mumpuni karena persyaratannya ketat) mengikuti golongan 3c yaitu Rp 2,802,300. Bahkan supir saja yang tidak perlu kuliah sampai S3 dan tidak perlu menyiapkan administrasi serumit di atas (contoh ini saya kurangi, aslinya lebih rumit) bisa mendapatkan gaji lebih besar. Coba cek gaji supir transjakarta.
Tapi kan nanti publikasi sama ngajar ada duitnya lagi, terus nanti ada sertifikasi dosen dll. Mohon sanggah kalau saya salah, “minimal” setahun bagi dosen baru masuk untuk bisa mengurus sertifikasi dan jabatan fungsional. Lalu selama setahun itu kalian rendahkan harga Dosen dengan pendidikan S3 serendah itu. Bahkan setelah dapat semua tunjangan gaji dosen di Indonesia masih jauh lebih rendah dengan, katakanlah dengan negara tetangga kita. Coba cari teman asal Bangladesh (Negara miskin) dan tanyakan pada mereka berapa gaji Dosen dengan pendidikan S3 di negara mereka.
Ya jangan diambillah kalau tidak cocok, take it or leave it. Ini bukan masalah take it or leave it ini adalah masalah sistem yang salah dan perlu di perbaiki. Saya berkali-kali menulis ini di salah satu group Dosen yang terjadi adalah saya di keluarkan dari group tersebut. Karenanya saya coba tuliskan secara umum ke pada publik. Saya menulis fakta ini dengan harapan mungkin bisa sampai ke para pimpinan dan bisa membuka mata Mereka.
Mengutip Nelson Mandela “Education is the most powerful weapon which you can use to change the world.” Bagaimana kita bisa mengubah dunia kalau senjata di Indonesia harganya Rp 2,802,300.